Oleh: M. Iqbal
Halo sahabat MEDISTI! Bagaimana kabar kalian, nih? Semoga sehat selalu ya. Akhirnya kita dapat berjumpa kembali di MEDISTI kali ini. Nah, kali ini saya akan membahas mengenai tradisi-tradisi unik di Bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan merupakan suatu bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia. Terkadang setelah menjelang bulan Ramadhan pastinya di setiap daerah yang ada di Indonesia pasti akan melakukan tradisi yang unik untuk meriahkan bulan Ramadhan. Terkadang tradisi ini dilakukan secara turun temurun di setiap daerah dari dulu hingga saat ini. Kali ini kita akan melihat-lihat dan membaca berbagai tradisi yang unik di setiap daerah di Indonesia sebagai berikut.
- Padusan, Jawa Tengah dan Yogyakarta
Memasuki bulan Ramadhan, umat muslim bukan hanya melakukan persiapan fisik untuk menjalani ibadah puasa, tetapi juga persiapan batin dengan menyucikan diri. Salah satu tradisi menyucikan diri tersebut biasa disebut Padusan. Tradisi ini umumnya dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Padusan berada dari kata adus yang berarti mandi. Tujuannya adalah menyucikan diri, membersihkan jiwa dan raga, hingga saat Ramadhan datang umat muslim dapat menjalani ibadah dalam kondisi suci lahir maupun batin. Tradisi yang merupakan warisan leluhur ini, dilakukan dengan cara berendam atau mandi di sumber mata air. Saat ini, kebanyakan kegiatan Padusan dilakukan secara beramai-ramai bahkan menarik perhatian wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
- Kuramasan, Jawa Barat
Tradisi Kuramasan dilakukan oleh warga di kampung adat Miguana, Cianjur, Jawa Barat. Kampung adat Miguana merupakan sebuah perkampungan yang masih berpegang teguh pada tradisi Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan unik jelang Ramadhan itu berlangsung di sungai Cipandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tradisi Kuramasan ini, warga akan mandi di sungai Cipandak baik secara individu maupun berkelompok. Mereka datang ke sungai Cipandak sehari menjelang Ramadhan sejak pagi hingga waktu sholat dhuhur. Tak hanya prosesi mandi masal, warga juga membersihkan sampai di sungai Cipandak dengan bergotong royong. Setelah acara selesai, dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama atau biasa dikenal mayor di tepi sungai.
- Mohibadaa, Gorontalo
Jelang Ramadhan, masyarakat Gorontalo memiliki tradisi Mohibadaa, yakni membalurkan ramuan rempah-rempah tradisional sebagai masker wajah. Sebenarnya, tradisi ini dilakukan tak hanya jelang Ramadhan. Namun, menyambut bulan puasa, tradisi ini menjadi istimewa. Ramuan rempah-rempah yang digunakan antara lain; tepung beras, humopoto (kencur), bungale (bangle), dan alawahu (kunyit). Disarankan menggunakan beras ketan agar hasil tepung nya halus. Mohibadaa dilakukan untuk menjaga kondisi kulit karena biasanya saat puasa, kulit terasa kering apalagi cuaca Gorontalo sangat panas. Biasanya, paket rempah tradisional ini dijual di pasar tradisional sehingga masyarakat Gorontalo tak perlu meracik sendiri. Tak hanya aromanya yang harum sepanjang hari, kulit juga akan terasa kencang, sehat berseri, kulit kering, dan mengurangi kerutan.
- Makan Telur Ikan, Kendal
Masyarakat Kaliwungu, Kendal memiliki tradisi unik yakni makan telur ikan mimi. Ikan mimi adalah binatang laut yang menyerupai ikan pari. Menjelang Ramadhan, telur ikan mimi banyak dijajakan di alun-alun kota yang disulap menjadi pasar Tiban atau pasar didikan. Warga setempat meyakini telur ikan mimi ini, biasa dimakan oleh penyebar agama Islam. Biasanya, warga memakan telur ikan mimi malam menjelang Ramadhan. Selain makan telur ikan mimi, warga Kaliwungu juga memiliki tradisi Tukuder yang artinya membeli makanan jelang Ramadhan.
- Bakar Batu, Papua
Di Papua, seperti di Jayapura umat muslim menyambut bulan Ramadhan dengan tradisi bakar batu. Disebut bakar batu karena, batu dibakar hingga panas lalu ditumpuk lah bahan makanan seperti daging ayam, kambing, sapi, dan umbi-umbian. Tumpukan makanan ini kemudian ditutup lagi menggunakan batu panas. Tradisi batu bakar dilakukan sebagai bagian dari bagian silaturahmi dan saling memaafkan sebelum Ramadhan tiba.
- Malamang, Sumatera Barat
Malamang merupakan tradisi di Sumatera Barat yang dilakukan dengan memasak lemang yang terbuat dari penggabungan antara beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu. Tradisi ini bertujuan seperti sarana berkumpul dan mempererat tali silaturahmi sambil menyambut datangnya bulan Ramadhan. Malamang harus dikerjakan oleh banyak orang. Pasalnya, ada beberapa langkah yang harus dilakukan seperti; mencari bambu sebagai tempat adonan lemang, mencari kayu bakar untuk memanggang lemang serta mempersiapkan bahan pembuatan lemang. Jadi, diperlukan kerja sama dalam pembuatan lemang ini.
- Arwah Jamak, Demak
Arwah Jamak adalah tradisi yang dilakukan masyarakat Demak. Tradisi ini sudah ada sejak Sunan Kalijaga. Arwah Jamak dilakukan dengan membaca doa untuk orang tua, sanak saudara, serta leluhur yang sudah meninggal. Doa akan dibacakan bersama-sama menjelang datangnya bulan Ramadhan dan sepuluh hari terakhir pada malam ganjil Ramadhan. Warga yang ingin mendoakan orang tua, saudara, dan leluhurnya secara berjamaah biasanya memberikan sedekah uang untuk setiap satu nama arwah. Uang yang terkumpul akan digunakan untuk menyantuni anak yatim piatu.
- Nyorog, Betawi
Nyorog adalah tradisi masyarakat Betawi yang dilakukan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Nyorog dilakukan dengan membagikan berbagai bingkisan seperti sembako, ikan bandeng dan saing kerbau ke sanak saudara. Bingkisan Nyorog biasanya juga bisa berupa makanan khas Betawi seperti sayur gabus pucung. Tujuan dari Nyorog adalah untuk meningkatkan bahwa bulan Ramadhan akan segera datang dan Ramadhan merupakan ajang untuk saling silaturahmi.
- Megengan, Jawa Timur
Tradisi Megengan merupakan tradisi menyambut bulan Ramadhan oleh masyarakat provinsi Jawa Timur. Megengan berasal dari kata Megeng, yang berarti menahan. Filosofi nya adalah menahan segala hal yang membatalkan puasa, dari lapar dan haus, serta hawa nafsu. Tradisi ini dilakukan dengan kenduri atau selamatan, biasanya di masjid/musholla. Tak lupa, setiap warga membawa makanan untuk saling berbagi nantinya.
Nah, jadi seperti itu teman-teman beberapa tradisi unik yang ada di Indonesia. Sangat menarik dan unik sekali bukan? Namun meski begitu, bulan Ramadhan adalah saat yang tepat untuk melakukan kebaikan. Sekian dari artikel ini. Sampai jumpa, lagi!